Wartapoldasu.id- Kegiatan life skill desa tiga kecamatan yang dilaksanakan di aula hotel Madina sejahtera diduga jadi ajang dan modus untuk korupsi dana desa, Pantauan wartapoldasu di lokasi 28 – 29/06/2024.
Kegiatan life skill yang dilaksanakan banyak mengundang kecurigaan, salah satunya tentang materi dan tertutupnya panitia berapa anggaran dan biaya setiap desa.
Beberapa media yang tergabung dalam Ikatan Wartawan online Indonesia (IWOI) Kabupaten Mandailing Natal Menilai, kegiatan Life skill yang di adakan di aula Hotel Madina Sejahtera yang bersumber dari dana Dana Desa diduga hanya modus Untuk nencari keuntungan semata bagi orang orang tertentu.
Menyikapi hal tersebut beberapa media mencoba wawancarai beberapa masyarakat yang mengikuti kegiatan tersebut, Mereka mengaku tidak mengetahui maksud dan tujuan dilakukanya kegitan live skill ini.
Salah satu peserta mengaku “Saya tidak mengetahui maksud dan tujuan acara ini pak,ibu” saya hanya disuruh oleh kepala desa kami untuk mengikuti acara ini.
Soal ilmu dan pembelajaran yang saya terima pun beberapa hari juga menurut saya kurang bermanfaat hanya soal mengolah limbah rumah tangga saja. “Ujar Bayo Nasution yang baru keluar mengikuti acara live skill nilai guna limbah rumah tangga.
Di sisi lain Wartapoldasu dan beberapa Media lain yang tergabung dalam Ikatan Wartawan Inline Indonesia ( IWO-I ) Mewawancara salah satu Panitia kegiatan live skill, saat dikonfirmasi media di depan kamar hotelnya terkesan menutup-nutupi informasi tentang acara tersebut.
Bahkan saat media menayakan siapa yang membuat acara serta dari mana perusahaanya dia hanya menjawab saya tidak tau saya hanya disuruh. Ujarnya.
Bahkan ketika media menayakan hal-hal yang bersifat umum Panitia tersebut tetap saja tidak mau menjawab, Yang lebih membuat rekan-rekan media kesal adalah ketika beberapa orang media datang ke depan kamarnya si Panitia tersebut hanya membuka separuh pintu kamarnya dan hanya berdiri di separuh pintu yang terbuka tersebut tanpa ada sedikitpun penghargaanya sebagai pendatang yang hanya datang untuk acara tersebut.
ketika di tanya tentang pemateri atau Narasumber apakah punya sertifikat sebagai pemateri si panitia hanya diam.
Yang lebih membuat rekan-rekan media merasa kesal ketika rekan-rekan media menanyakan manfaat dilakukanya kegiatan ini si panitia malah menutup pintu kamar dan tidak memperdulikan rekan-rekan media yang berada di luar.
Dari hal di atas dapat kita lihat bahwa orang yang sudah di utus dan dipercayakan untuk menjadi panitian di acara tersebut kurang bermoral dan beretika karena tidak tau cara bagaiman menghargai orang lain dan tidak tau cara bagaimana menerima tamu yang baik dan benar.
Yang menjadi pertanyaan, mengapa pemerintah Kabupaten Mandailing Natal seakan tutup mata dengan berbagai live skill yang diadakan di Kabupaten Mandailing Natal yang di nilai kurang bermanfaat bagi desa dan bekerja sama dengan orang-orang sudah jelas-jelas tak beretika.
Apakah Mereka Takut Karena Ini ada Keter libatan Dari APH? Atau Mereka Sudah Mendapat Aliran dananya atau persenan.
Di sisi lain Alimonang Nasution yang tergabung dalam organisasi Ikatan Wartawan Online Indonesia ( IWO-I )
Mempertanyakan “kenapa orang-orang luar Madina yang menjadi panitia pelaksana life skill ini” apakah orang-orang Madina tidak mampu atau ada hal-hal lain, dengan begitu beliau berharap kepada LSM dan media yang ada di Madina mengajak untuk mengawal ketat setiap pelaksanaan life skill, dengan tema :
“Mari kita kawal ketat live skill dan Dana Desa di Madina”agar penggunaan dana desa berjalan dengan baik. ( AM nas )
- Editor : N gulo